APR
22

Menerka Laju Pertumbuhan Layanan “Food Delivery” pada Aplikasi Ride-Hailing

Rabu, 22 April 2020     Dilihat: 15934

Sebelum berkembangnya wabah Covid-19 di Indonesia, Google bersama dengan Temasek dan Bain & Company pada tahun 2019 merilis sebuah laporan mengenai pertumbuhan ekonomi berbasis internet yang mencakup beberapa sektor industri, antara lain, e-commercemediaride-hailingtravel dan financial services di negara-negara kawasan Asia Tenggara. Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa sektor ride-hailing atau yang lazim disebut dengan istilah transportasi berbasis aplikasi atau transportasi online di Indonesia memiliki tingkat pertumbuhan tertinggi di kawasan Asia Tenggara.

Indonesia tahun 2019 mencatat total GMV (Gross Merchandise Value) sebesar US$5,7 miliar dan diprediksi mencapai GMV sebesar US$18 miliar di tahun 2025, di mana jumlah tersebut memiliki rata-rata pertumbuhan tahunan sebesar 34%. Salah satu pendorong pesatnya pertumbuhan ride-hailing di Indonesia adalah pertumbuhan layanan “food delivery” yang berada di hampir semua layanan transportasi online, misalnya di aplikasi Gojek memiliki layanan Gofood dan di aplikasi Grab terdapat layanan Grabfood. Seiring dengan merebaknya wabah Covid-19 ini, muncul keraguan terhadap prediksi dan optimisme pasar terkait dengan laju pertumbuhan aplikasi ride-hailing di Indonesia. Apakah laju pertumbuhan tersebut mampu mencapai angka 34% per tahun seperti yang diprediksikan oleh Google? 

 

Mewabahnya Covid-19 di Indonesia dan Kebijakan Pemerintah

Mengingat semakin berkembangnya penyebaran virus Covid-19 di Indonesia dengan jumlah kasus positif bertambah setiap harinya, pemerintah telah melakukan beberapa kebijakan antara lain social distancingphysical distancing dan bahkan di beberapa kota besar seperti Jakarta dan Surabaya, Sidoarjo dan Gresik telah diberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Kebijakan pemerintah tersebut mengakibatkan menurunnya aktivitas masyarakat di luar rumah karena semua aktivitas bisnis, sekolah serta pemerintahan harus dilakukan di rumah bahkan beberapa aktivitas sosial kemasyarakatan seperti hajatan pernikahan, pertemuan dan seminar diminta untuk tidak dilakukan sepanjang pemberlakukan kebijakan tersebut. Secara umum, dengan merujuk model bisnis yang dijalankan oleh ride-hailing apps, khususnya layanan “food delivery”, dengan menerapkan layanan berbasis aplikasi, kebijakan yang dilakukan pemerintah tersebut tidak terlalu berdampak. Sebaliknya, keberadaan layanan “food delivery” pada aplikasi transportasi online bisa menjadi solusi masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan-kebutuhan logistik dan makanan.

Perilaku Konsumen di Era Covid-19

Coba kita ambil contoh fenomena Gojek di Indonesia. Selama ini beberapa sumber termasuk berita dan press release resmi dari Gojek menyebutkan bahwa di aplikasi Gojek, layanan Gofood menjadi layanan yang memberikan kontribusi terbesar pada pendapatan Gojek dan hal tersebut melampaui layanan Goride atau Gocar yang sebenarnya merupakan core business dari bisnis yang dijalankan oleh Gojek itu sendiri. Hal tersebut memperjelas bagaimana perilaku masyarakat saat ini telah bergeser kepada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan harian termasuk makanan dengan sebuah pengorbanan usaha yang minimalis.

Dengan kata lain, masyarakat pada umumnya lebih suka membeli makanan melalui aplikasi Gojek atau Grab karena dengan memanfaatkan layanan Gofood atau Grabfood untuk mendapatkan makanan, mereka bisa mengurai pengorbanan usaha untuk mendapatkan makanan dengan tidak harus keluar rumah, tidak harus membeli bahan bakar untuk kendaraan, tidak harus menanggung risiko cuaca panas atau hujan dan tidak harus diributkan dengan urusan parkir kendaraan.

Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila salah satu pendorong laju pertumbuhan ride-hailing apps adalah meluasnya penggunaan layanan “food delivery” oleh masyarakat di Indonesia. Jadi, pemberlakukan beberapa kebijakan-kebijakan pemerintah yang telah disebutkan di atas tadi bisa semakin mendorong perilaku konsumen di Indonesia untuk semakin luas memanfaatkan penggunaan layanan “food delivery” pada aplikasi ride-hailing.              

Gejolak Permasalahan Supply dan Demand

Namun demikian, jika kita melihat dari sudut supply dan demand, laju pertumbuhan penggunaan layanan “food delivery” pada aplikasi ride-hailing bisa jauh dari prediksi yang dikeluarkan oleh Google dan rekan. Mengapa demikian? Persoalan baru berkaitan dengan supply dan demand akan muncul sebagai konsekuensi pemberlakuan beberapa kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan Covid-19 seperti social distancingphysical distancing dan PSBB. Pada sisi supply, tidak sedikit pada penjual produk-produk makanan mengurangi atau bahkan menghentikan produksinya karena khawatir produksinya tidak terserah oleh pasar.

Selain itu, beberapa produsen makanan kekurangan pegawainya sehingga tidak bisa mengoperasikan bisnisnya secara normal. Sedangkan pada sisi demand, daya beli masyarakat melemah karena banyak masyarakat menurun tingkat pendapatan dan penghasilan bahkan yang lebih ekstrim banyak masyarakat yang terkena dampak pemutusan hubungan pekerjaan (PHK) dari perusahaan tempat mereka bekerja. Oleh karena itu, gejolah permasalahan pada sisi supply dan demand bisa menjadi faktor penghambat laju penggunaan layanan “food delivery” pada aplikasi ride-hailing di Indonesia.        

Laju Pertumbuhan akan Bergerak Lambat

Pada kondisi normal, layanan “food delivery” pada aplikasi ride-hailing memiliki model bisnis yang bisa mengikuti pergeseran perubahan perilaku konsumen dan tentunya akan mampu menunjukkan kinerja positif. Namun, melihat perkembangan yang saat ini sedang berjalan di tengah pandemi Covid-19, dimana kebijakan pemerintah dengan pemberlakukan social distancingphysical distancing dan PSBB berdampak pada permasalahan supply dan demand, maka laju pertumbuhan layanan “food delivery” akan berpotensi bergerak lambat.

 

Penulis: 

Abu Amar Fauzi, S.S, M.M.

Dosen Pemasaran di STIE Perbanas Surabaya dan PhD Student di Departemen Administrasi Bisnis, National Taiwan University of Science and Technology

 

Sumber: https://swa.co.id/swa/my-article/menerka-laju-pertumbuhan-layanan-food-delivery-pada-aplikasi-ride-hailing

The Leading Business and Banking School

Kampus Wonorejo : Jl. Wonorejo Utara 16 Rungkut, Surabaya
Kampus Nginden    : Jl. Nginden Semolo 34-36, Surabaya

Telp. (031) 5947151, (031) 5947152, (031) 87863997
Fax. (031)-87862621 WhatsApp (chat) 
085895979800
Email: [email protected] atau [email protected]

Ikuti Kami:

Whatsapp
Instagram
Youtube
Facebook
Website
Twitter


Dapatkan Informasi Disini